Disisipkanlah Sejumlah puisi karya Otty Widasari yang dibuat pada akhir Tahun 2004, dalam kunjungan dokumenternya di dua kota, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT dan Desa Walenreng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Dokumenter itu dibuat dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, dan sosialisasi Undang-Undang anti Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang baru diresmikan pada tanggal 22 September 2004.
* * *
Batu
Aku temui perempuan-perempuan yang mengganti seluruh pakaiannya dengan baju dari batu,
Agar mereka dapat membentur-benturkan tubuhnya pada batu,
Dengan keras!
Aku temui perempuan-perempuan yang tubuhnya terbuat dari batu,
Karena mereka terbuat dari percampuran bermacam jenis batu dan terlahir dari rahim batu.
Aku temui perempuan-perempuan yang tubuhnya terbuat dari batu,
Karena mereka terbuat dari percampuran bermacam jenis batu dan terlahir dari rahim batu.
Dan mereka,
Sepanjang hidupnya terbentur-bentur selalu,
Karena tidak ada di sekeliling mereka selain batu,
Dengan keras!
Aku temui diriku berpayudara, berkelamin dan berairmata
…
dan akhirnya mereka semua berubah bentuk menjadi batu,
karena aku dengan sengaja dan penuh kesadaran,
membentur-benturkan tubuhku kepada batu,
Dengan keras!
Lenteng Agung, 8 November 2004
Si wanita pekerja office hour selalu berpikir tentang hal itu, lebih menyisakan waktu untuk merias diri, karena sesungguhnya dia sadar memiliki wajah yang cantik dan kulit yang indah. Namun dia berada di persimpangan jalan antara mobilitas, rutinitas, persoalan kegemukan dan musik punk.
Tahukan kalian? Tak melanjutkan kuliah, bekerja di pabrik, dan kemudian menjadi asisten seorang periset audio visual adalah jenjang karir terbaik yang pernah ada. karena untuk menjadi seorang penulis sastra yang tangguh, Forough Farukhzad hanya bersekolah sampai kelas 5. Tunggu aku, Dunia!
I'm young, sweet, cleverly witty and I'm the one! Yes, that's me, the adorable secretary. I keep aaaaaaaall the secret.
Gelar sarjana pun akhirnya diraihnya tahun ini. Kebahagiaan sedang sangat berpihak, berdampingan selalu dengan kekasih pelukisnya yang sedang di ambang sukses.
Ana
Aku urungkan niatku untuk bertanya pada perempuan itu
tentang kekhawatirannya akan publikasi yang mengancam keselamatannya,
keluarganya, karirnya, anaknya, kecantikannya, masa mudanya, gairahnya,
dan semuanya…
Setelah aku tahu dia pernah mempertaruhkan segalanya
pada mata sebilah badik.
pada mata sebilah badik.
Tabung kaca hancur lebur dalam sekali tebasan badik
Seribu tabung kaca hancur lebur
dalam sekali tebasan seribu badik
dalam sekali tebasan seribu badik
Lenteng Agung, 8 November 2004
Jadi orangtua tunggal? Siapa takut? Demikian berharganya peran itu dari pada terhujam kelamnya masa lalu. Saya bahagia. Menangislah yang keras, Nak! Itu bijak. Kelak aku pun kan menangis haru menyaksikan kebijakanmu menjelma cemerlang.
Karena kau sendiri adalah bunga
Tapi… kan aku tidak bisa melihat diriku sendiri…
Bone, 28 November 2004
23.22
Nak,
kemarin Ambu sempat membatu
setelah masuk ke dalam belantara batu
setelah masuk ke dalam belantara batu
Hari ini ambu menyaksikan butiran-butiran pasir
bercinta dengan ombak
bercinta dengan ombak
Mereka telanjang ditatapi jutaan bintang
Cinta,
Cinta,
Cinta…
Maumere, 12 Desember 2004
Dini Hari
Kalau aku bisa menyutradarai kisah hidup manusia dalam memerankan kemanusiaannya, aku tidak akan mengarahkan manusia,
tetapi keinginannya
tetapi keinginannya
: untuk menjadi gajah, yang berjalan sendiri ke lubang-lubang kematiannya,
meninggalkan segelimpang gading
(mungkin tidak ada ‘belis’ yang membuat perempuan Flores sengsara)
Maumere, 11 Desember 2004
Puisi Kepada Yang Budiman
Maumere, Desember 2004
Teman satu ini,
Butir-butir jagung masyarakat Sumbawa yang dia bawakan untukku,
sontak menyadarkan aku akan sesuatu,
kerentanan sebuah kemapanan.
sontak menyadarkan aku akan sesuatu,
kerentanan sebuah kemapanan.
Kemapanan yang dibangun manusia
sama rumitnya dengan membelah tubuh manusia yang berdarah, berdaging,
berurat, bersyaraf, berjantung, berhati, berparu, berlimpa,
berpenis, bervagina, berotak dan berproduksi nyata dan maya.
Maumere, Desember 2004
Aku tidak butuh adrenalinku melonjak tinggi. Aku tidak butuh terlalu kenyang. Aku hanya butuh uang receh untuk makan malamku dan sebatang rokok setelahnya. Aku sangat percaya pada TUBUH-ku.
Baiklah, Kawan-kawan ... sekarang kita mulai menceburkan diri ke sungai berisikan buaya-buaya menganga. Mariii ... we're crossing it in style, someday.
Nice.....
ReplyDeletetapi saya heran.... walaupun bekerja office hour
kenapa perempuan itu bertambah gemuk ya?????
teeeeeet
Malam sepertinya terlalu indah bagiku, karena itu aku selalu terjaga walu bukan untuk memandangi bintang-bintangnya. Dan tiba-tiba langit biru serta hangat matahari sudah tiba di jendela kesayanganku. Inilah hari-hariku, tak terlalu jadi masalah bagiku.
ReplyDeleteAku tetap tertawa dan berkarya, dengan segelas susu dan sebungkus rokok di sampingku.
"Aku ceritakan sedikit tentang hidupku, semoga kamu tak bosan mendengarnya.." ucapku beberapa kali.
"Tentu tidak, karena ceritamu selalu mengejutkanku," jawabnya.
-my funny friend and me-
ikutan ah...
ReplyDeletebelimbing jatuh ke jurang]
hilang.
terimakasih ya, pada baca blog gue. nice...
ReplyDeleteageunk....:
ReplyDeleteterimaksih...
telah membawaku ke kehidupanku kini...
aku menyenanginya...
ekoyulianto \m
ReplyDeletewangi jalan aspal basah campur bau hangus karet di pinggir rel kereta, sesekali bau karat besi...