rumah terkutuk itu kembali menebar teror,
semenjak tiangnya melapuk dan habis dimakan rayap
satu persatu ornamennya beruntuhan,
pecah di lantai semen yang dingin membusuk oleh lumut
dengan langkah enggan,
merapikan dan menyuruhnya sekali lagi
untuk berhenti mengutuki kami semua
dengan susah payah
aku yang tersisa, bertahan dari terpaan kutukan sial dangkalan
megutuk balik ke arah kemegahan yang menyeringai
namun kalut oleh waktu
rumah terkutuk itu terus tertawa
meertawai tenagaku yang tersengal menghampiri,
lalu menghindar,
dan kembali lagi
selembar kain basah kulempar ke arah lidah api,
tapi dia terbakar juga
seember air kusiramkan ke sana,
tapi tak ada lagi
percuma
aku menjauh lagi,
tertawanya makin ngakak
mengutuki aku yang tersisa,
terus mengutuk dan tertawa
aku menjauh..
langkahku semakin pelan
lalu berhenti
kubalikkan badanberdiri tegak di tentang pintunya
kutarik napas, dalam sekali
tawanya semakin keras
lalu aku berlari sekuat tenaga
menembus lidah api
masuk ke jantungya
meneyelam dalam bara
dan kuteriakkan kutukanku
TERKUTUKLAH KAU RUMAH TERKUTUUUUK.....
api api api....tak ada lainnya lagi
* * *
lenteng agung, 13 September 2010
dear otty, i seriously think you should publish your very own book real soon... and more and more to come!
ReplyDeletemakasih las, di warung kopi lo januari bisa dong dijadwal...hehe...
ReplyDelete