Tuesday, May 2, 2023

 

Orang-orang Pagi

dari unggaan Sabtu, 24 September 2011

 

Nun jauh di sebuah kota... pagi sekali...


Semua masih terlelap, masih sepi....


Jadwal kedatangan dan keberangkatan belum dimulai.


 Belum ada yang sarapan.





Belum ada yang memperbaiki kerusakan.
 

Semua orang masih tidur dengan pulas.


 Ternyata ada satu orang yang sudah segar bugar sejak dini hari.


Dia adalah Sang Perekam.
 Dengan tas kopernya, tas selempang dan kamera. Dia siap merekam kota, 
merekam orang-orang.



Dia kenal betul dengan orang-orang yang bangun pagi:

Pak Penjaga gerbang tol yang siap dari pagi, 


Pak Kasir yang siap melayani sarapan para orang-orang yang bangun pagi...



Karena Sang perekam selalu bangun pagi, maka dia mengenali betul wajah-wajah pagi

Dia mengenali mobil-mobil yang pertama membuat kemacetan di jalan



Dan dia tahu mobil pertama yang akan disapa selamat pagi oleh Pak Penjaga Tol


Sang Perekam juga mengenali polisi yang bertugas paling pagi 
untuk mengurai kemacetan lalu lintas


Maka, Sang Perekam memiliki banyak teman.
Mereka berpura-pura tidak tahu kalau sedang direkam, 
supaya terlihat natural di dalam rekaman


Lama-lama makin banyak orang yang mau direkam secara natural.
Mereka berdatangan dari mana-mana.


Termasuk Si Laki-laki yang suka berdandan aneh, mengenakan wig dan kacamata agar orang tak mengenali wajah aslinya.
Sang Perekam tersenyum, ...Jayus banget, sih, Pak!


Pak Jayus cuma tertawa...aku ikut...ikut...boleh, kan?
Boleh, Pak, boleh...


Suasana jadi semakin ramai. Semua orang gembira bergaya bersama.


Hanya Sang Perekam yang menyadari bunyi raungan sirine polisi 
datang dari kejauhan


Sang Perekam mengira dia akan dimarahi karena menyebabkan keriuhan.
Ternyata Pak Polisi cuma mau ikut bergaya.


Ho...hooo...saya juga mau eksis dong. Walaupun begini, saya  juga gaul. Saya punya twitter lho! follow saya, yaaa...!







Sang Perekam pun melanjutkan aksinya, merekam dengan giat.


Tiba-tiba semua orang menengadahkan tubuhnya menghadap ke atas
Lho, ada apa?


Raksasa 'Sang Arsitek Kota' bilang: ...itu karena kamu 
merekam mereka dari atas


Sang Perekam pun tertawa dan berkata pada Raksasa 'Sang Arsitek Kota":
Raksasa, aku pikir mereka mau berpura-pura tidak tahu sedang direkam...heheh


Tiba-tiba Raksasa Besar datang...Bum..Bum...


kota jadi kacau


Orang-orang panik


Seorang Reporter langsung hadir, tidak mau ketinggalan.

 

Langsung mengangkat telepon, berharap jadi 
yang paling pagi dan paling hangat memberitakan keramaian, walau hari sudah semakin siang.


Untuk meredakan situasi yang kacau, 
Raksasa 'Sang Arsitek Kota' menenangkan orang-orang: Tenang...tenang...aku akan bicara pada Raksasa Besar!


Heeeeiyy...Raksasa Besar!!! Kamu jangan injak-injak kota!!!
Nanti kakimu luka!!!


Maka Raksasa Besar pun pergi. 

Sementara Reporter terus meliput keramaian, Sang Perekam malah tak lupa untuk memotret temannya, Raksasa 'Sang Arsitek Kota', karena mereka berdua, Sang Perekam dan Raksasa 'Sang Arsitek Kota' adalah The Two In Common.


Peristiwa besar dan kecil terus terjadi di kota. 
Sayangnya, orang yang masih tidur sampai siang 
akan hanya mendapatkan cerita-cerita.


Lentengagung 2011

Ide cerita dan arsitektur kota : Bodas, teks dan foto: Ambu Otty, Raksasa Besar: Abah Hafiz