Monday, April 9, 2012

klara

hey,
ternyata ada beberapa wajah kamu di bukuku
 

seingatku
aku terus berusaha menangkap amarah tak kunjung padam di wajahmu
dalam kertas-kertasku



tapi tidak bisa,
terlalu sulit!

maka kusangkarkan saja semua hal yang berserak di lantai kamar kita
...

ada hari-hari tak penting,



ada 'sesuatu' yang tak terlihat tapi bisa dirasakan



ada hujan di dalam kamar kita
...



tetap saja sulit melukiskanmu
...
aku hanya mampu melukiskan waktu,
karena tahukah kamu,



sesungguhnya,
...

sungguh sulit menggambar wajahmu

maka,
kuperpendek jarak itu dengan  jalinan bordir di bajumu


di lenganmu



kumpulan sketsa 18b, edisi klara
2000-2007
otty widasari

Saturday, March 31, 2012

Untuk AA Navis



Tak akan ada lagi ritual itu
setelah yang ke tujuh




Aku mengenangmu
lewat lore,
sembang,
congklak,
tak satupun dari permainan itu kau tahu




Pagi panekuk,
siang bubur delima,
dan sore limping



Kue limping yang kau hutangkan padaku,
karena uang seremis dari ibu telah kubelikan gula tare





Maria, sungguh aku menyesal




Karenanya, hantu-hantu memukulimu








Sejak saat itu,
orang-orang kampung tak lagi mau membeli kue dari Mak Pasah




Seperti juga aku,
tak akan lagi kulakukan ritual itu,
sejak kulihat tetes darah di mangkuk bubur delima
pada pembotakan terakhirku ...



Sketsa terinspirasi dari cerpen 
Pada Pembotakan Terakhir 
karya AA Navis

Thursday, March 29, 2012