Saturday, November 6, 2010

i don't wanna grow up

























I Don't Want to Grow Up is the second album by the Manhattan Beach, California-based punk rock band the Descendents, released in 1985 through New Alliance Records. It marked the end of a two-year hiatus for the band, during which singer Milo Aukerman had attended college and drummer Bill Stevenson had joined Black Flag.



i don't want to grow up i don't want to grow up if
growing up means being like you then i don't want
to be like you recycled trash it's deja vu i don't

i don't want to grow up i don't want to grow up you're
grown up, told what to do your suit can't hide the
truth you're a fool and i refuse to be like you i
don't want to grow up

*          *          *






Bone Machine is a critically acclaimed and award-winning album by Tom Waits, released in 1992 on Island Records. It won a Grammy Award for Best Alternative Music Album, and features guest appearances by Los Lobos' David Hidalgo, Primus' Les Claypool, and The Rolling Stones' Keith Richards. I Don't wanna grow Up written by Tom Waits and his wife, Kathleen Brennan, video by Jim Jarmusch


When I'm lyin' in my bed at night I don't wanna grow up
Nothin' ever seems to turn out right I don't wanna grow up
How do you move in a world of fog That's always changing things
Makes me wish that I could be a dog
When I see the price that you pay I don't wanna grow up
I don't ever wanna be that way I don't wanna grow up
Seems like folks turn into things That they'd never want
The only thing to live for Is today...
I'm gonna put a hole in my TV set I don't wanna grow up
Open up the medicine chest And I don't wanna grow up
I don't wanna have to shout it out I don't want my hair to fall out
I don't wanna be filled with doubt I don't wanna be a good boy scout
I don't wanna have to learn to count I don't wanna have the biggest amount
I don't wanna grow up
Well when I see my parents fight I don't wanna grow up
They all go out and drinking all night And I don't wanna grow up
I'd rather stay here in my room Nothin' out there but sad and gloom
I don't wanna live in a big old Tomb On Grand Street
When I see the 5 o'clock news I don't wanna grow up
Comb their hair and shine their shoes I don't wanna grow up
Stay around in my old hometown I don't wanna put no money down
I don't wanna get me a big old loan Work them fingers to the bone
I don't wanna float a broom Fall in love and get married then boom
How the hell did I get here so soon I don't wanna grow up 


*          *         *



 ¡Adios Amigos! is the fourteenth and last studio album by the American punk band the Ramones. It was released in 1995.I Don't wanna grow up written by Tom Waits and Kathleen Brennan




sources : wikipedia & youtube

Friday, November 5, 2010

kutukan rumah terkutuk



rumah terkutuk itu kembali menebar teror,
semenjak tiangnya melapuk dan habis dimakan rayap
satu persatu ornamennya beruntuhan,
pecah di lantai semen yang dingin membusuk oleh lumut


aku harus kembali ke sana
dengan langkah enggan,
merapikan dan menyuruhnya sekali lagi
untuk berhenti mengutuki kami semua
dengan susah payah


aku yang tersisa, bertahan dari terpaan kutukan sial dangkalan
megutuk balik ke arah kemegahan yang menyeringai
namun kalut oleh waktu


rumah terkutuk itu terus tertawa
meertawai tenagaku yang tersengal menghampiri,
lalu menghindar,
dan kembali lagi


selembar kain basah kulempar ke arah lidah api,
tapi dia terbakar juga
seember air kusiramkan ke sana,
tapi tak ada lagi
percuma


aku menjauh lagi,
tertawanya makin ngakak
mengutuki aku yang tersisa,
terus mengutuk dan tertawa


aku menjauh..
langkahku semakin pelan


lalu berhenti
kubalikkan badan
berdiri tegak di tentang pintunya
kutarik napas, dalam sekali


tawanya semakin keras

lalu aku berlari sekuat tenaga
menembus lidah api


masuk ke jantungya
meneyelam dalam bara

 dan kuteriakkan kutukanku


TERKUTUKLAH KAU RUMAH TERKUTUUUUK.....



api api api....tak ada lainnya lagi





















 *     *     *










lenteng agung, 13 September 2010




Monday, August 16, 2010

Cerita Dari Karangantu

Sunday, August 15, 2010 at 2:57am


hey, Meneer Cornelis de Houtman!
je komt nooit meer hier


saya meyusulmu 458 tahun kemudian ke sini


...hebat...hebat...
je bent geweldig!

kamu pionir...saya bumiputera
yang mewarisi kebodohan



dan tertatih menaiki tangga di selatan belahan bumi
supaya sama tinggi dengan utaranya

bumi patah doong...kalau selatan dan utara tidak sama tinggi

memang patah, ternyata


berkali saya mengintip peti Meister Wenders
mengagumi sayap putih di dalamnya, patah

saya berbisik di belakang punggungnya: Gib mir Flügel der Begierde

dia menoleh dan acuh, dia bilang : ck...Der Himmel über Berlin!


saya manggut-manggut saja...maklum, bumiputera,
telan saja semuanya di bawah kutukan sisifus kontemporer...(hihihi...)

tapi dia cuma jawab itu saja, lalu mengibaskan tangannya


saya surut ke pinggir...tunggu saja
siapa tahu nanti-nanti bisa dapat



begitulah, Meneer de Houtman

suliiiit sekali bagi seorang bumiputera

jadi,
apa boleh buat...

di saat gelap. saat lampu dari menara suar itu berputar ke arah sana...
saya curi sayap (patah) itu,
saya kenakan seperti kutang menghadap belakang,

dan saya akan terbang ke utara...


(Faraway, so closeUp with the static and the radio wavesWith satellite televisionYou can go anywhere...)

saya terbang,

oh, no!
oh, yes!
oh, yes!
YES! YES!



HAHAHA.....

HE MENEER.....KAMU PIRATE, KAMU PIRATE....HAHA...BUKAN SAYA....
HAHAHAHA....



Banten, dini hari

foto dan sketsa (cata air dan pulpen) oleh otty

Tuesday, May 25, 2010

kitchen pieces


 

Aroma yang menebar dari sana lebih sering berasal dari masa kecil seorang teman yang bersantan, bercitarasa keras, dan lezat.
Kepulan asapnya bercerita tentang hutan-hutan di pinggir sungai,yang dengan dingin mempersilakan anak-anak kecil menjadi penemu mutakhir di dunianya : siapa yang mengetahui rahasia biji buah manggis bisa diterka jumlahnya sebelum dikupas, selain mereka?
Siapa yang tahu rahasia seorang gadis manis yang mereka khayalkan bersama-sama dalam mimpi basah pertama, selain mereka sendiri?
Kepulan asapnya juga bercerita tentang memar dan luka yang membekas kayu dan parang kampung tetangga, juga tentang hilangnya keperjakaan di ulangtahun ke tujuhbelas di tengah hutan.
Tahukah kamu aku memiliki dapur yang cantik?
Di hari-hari yang begitu singkat dapurku beraroma lain.

Setiap irisan bawang merah dan lumatan terasi di atas cobek bercerita tentang gerimis di pagi hari yang berwarna hijau pucat, jatuh dengan sangat ragu ke jalanan beraspal kasar.


Begitu ragunya dia hingga terdengar isakannya memenuhi udara.
Isakan yang sepi, tersekat dan tidak berkawan : cium aku.
Dinding dapurku tidak berwarna.

Tawa seorang kawan lain yang mewarnainya.
Gelas-gelasnya pun tidak berwarna.
Tapi saat jari-jari kecil kawanku ini menggenggam tangkainya, meninggalkan bercak berwarna krayon.
 
Dan saat bibirnya menghirup air putih, membekaskan warna pastel di permukaannya.

Terkadang tidak ada apa-apa di lemari penyimpan makanan. Agar tidak kosong, kuisi dengan sup bulan.

Lalu kawan yang satu itu menambahkan dengan sambal goreng bintang. Sedangkan kawan yang lain menyumbang matahari sebagai lalapan.

Adakalanya aku tidak berkunjung ke dapurku selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan : karena kedua kawanku itu terlalu sibuk melakukan banyak hal di sana, sehingga dapurku menjadi sempit dan membuatku gugup.

Rasa gugup yang dikarenakan bercampur aduknya aroma yang kita bawa dari masa lalu masing-masing.

Dan saat aku kembali, ada banyak aroma baru yang kucium di sana.

Aroma kota yang pengap. Sampah yang membusuk di kali yang mampet. Juga knalpot bangsat.

Maka aku segera mengajak kedua kawanku itu mendekat ke arahku, dan kita berkompromi di sana.

Membicarakan Telaga Ciburuy yang ikannya sedikit dan sulit dipancing, sehingga hati kita tersayat melihat jernih airnya...
Akhirnya, kawan…
Lemari-lemari tak berpintu di dapurku sengaja kubiarkan menganga agar aku tidak terlupa pada kegugupanku, tapi malah terbiasa.
 
Menggabungkan semua benda-benda soliterku dengan benda-benda soliter dua kawan yang hidup dan berbagi dapur yang sama degan dapur cantikku.







Ditulis 15 November 2005


________________________________________
foto oleh Otty, Hafiz, Bodas, Eta