Thursday, February 10, 2011

kepada januari aku kembali



kepada januari aku kembali
bersamanya aku mengunjungi negeri asing yang memberiku
setitik air dan segumpal tanah berdarah
entah darah siapa, aku tak dapat mengenalinya



bersama januari aku menyusuri lorong kota
menyambut semua tangan yang terjulur
untuk menjabat dan menghantam kepala



tak satupun kusambut dan
tak satupun kuhindari
kubiarkan mereka tetap asing tak berwajah,
tak bernama



sepasang mata januari saat itu diliput kabut
sorotnya samar
aku suka itu
karena aku tidak ingin menyelami apapun di dalamnya



tapi kudengar dia menyeru,"kenapa kau datang? kenapa kau berdiri satu langkah di depanku? kenapa kau menarikan tarian itu dengan rambut kusutmu menutupi wajah?"



aku tidak pernah menjawabnya
aku tidak mau mendengarnya
tapi suaranya begitu terdengar jelas
januari memang biru
dan aku pun melanjutkan tarianku



 
hari ini aku kembali mengunjungi januari
dia tetap membiru
namun kabut tidak lagi meliputi sepasang matanya
dia menantang dengan tegak
berseru dengan lantang,"kenapa kau kembali? mau apa kau di sini? sudah lama kau pergi dan aku tidak mengharap kau kembali? biarkan kami melakukan apa yang dilakukan dengan cara terbalik di luar sana! biarkan kami menemukan jawaban dari pertanyaan kami sendiri, bahwa kami benar!!"



aku tetap diam dalam tarianku
di tengah padang dilingkung bukit
lalu kupejamkan mata
berbisik sendiri...mengapa harus kepada januari aku kembali?



kurasakan telapak kakiku merelakan tanah
kurasakan angin mengangkat tubuhku
dan angkasa menyambutku, menjanjikan sebingkai hilang padaku
kutinggalkan januari di bawah sana...
di dalam belaian bunda kandungnya, di ranah perempuan dan laki-laki
yang bertarung tiada henti....




dedicated to hoerijah adam



lenteng agung, 23 januari 2011

1 comment: